Anda bisa menghubungi kami di sini.
Keberadaan Taman Lalu Lintas sangat penting sebagai wahana bermain dan edukasi bagi anak-anak supaya nanti mereka bisa aman, nyaman, dan besarnya bisa memahami bagaimana berlalu lintas yang baik.
Lingkungan yang luas dan dilengkapi berbagai wahana rekreasi yang cocok bagi seluruh keluarga. Memiliki lingkungan yang sejuk dengan lebih dari 1000 pohon. Didominasi area hijau rerumputan & pohon tua yang tetap tejaga sehingga udara menjadi segar dan membuat pikiran menjadi fresh.
Anak-Anak dapat bersenang-senang disana. Area hijau yang tetap tejaga sehingga udara menjadi segar dan membuat pikiran menjadi fresh. Orang tua juga bisa melepaskan berbagai kepenatan di lingkungan taman yang sangat asri dan tenang sambil menunggui anak-anaknya.
More info: https://teguhsiswanto11.github.io
Teras Cikapundung – Menikmati beragam Tempat Wisata di Bandung dewasa ini ternyata tidak hanya identik dengan objek-objek wisata seperti kuliner, belanja, alam dan yang lainnya. Destinasi wisata baru seperti taman kota Bandung kini jadi sesuatu yang menarik untuk didatangi.
Ruang Publik ini dibangun oleh pemerintah kota bandung di bawah sang pengagas walikota Ridwan Kamil dengan mengambil konsep Urban dan juga Ekologi tepat di sekitar aliran sungai Cikapundung. Tujuan dibangunnya adalah menyediakan ruang umum terbuka untuk warga kota bandung dan sekitarnya, sebagat tempat bersosialisasi, berkumpul di kawasan hijau kota yang nyaman untuk ditinggali. Teras Cikapundung ini telah dibuka dan dikenalkan kepada masyarakat umum oleh di bulan desember 2015, dan peresmiannya dilakukan oleh Menteri PU bersama pemkot bandung di pertengahan tahun 2016.
Memang tidak salah kiranya jika Teras Cikapundung ini ke depan akan menjadi magnet wisata baru yang tidak hanya bisa dinikmati warga bandung, akan tetapi wisatawan yang sedang liburan di kota bandung. Bagi warga kota bandung, tempat ini bisa dijadikan elternatif tempat wisata murah di kota bandung yang menyenangkan untuk bersantai sepulang beraktifitas kerja, atau menghabiskan libur akhir pekan. Selain itu, dengan sejumlah fasilitas yang melengkapinya seperti dibangunmya ampitheater, taman, monumen, jembatan, kolam, gazebo dan yang lainnya membuat wisatawan yang berkunjung betah berlama-lama tinggal di sini.
More info: https://firmanahmad.github.io
Pemerintah Kota Bandung secara resmi memperkenalkan ikon terbaru Kota Kembang bernama Teras Cihampelas, Sabtu (4/2/2017). "Di dunia yang sempit ini membangun itu tidak harus selalu di atas tanah, membangun itu bisa di atas jalan, membangun itu bisa di bawah tanah. Ini adalah contoh kita berkreasi pada saat tanah tidak memungkinkan kita melakukan yang namanya skywalk,"
Teras (Skywalk) Cihampelas Bandung ini dikerjakan oleh kontraktor PT Likatama Graha Mandiri, dengan menghabiskan anggaran pembangunan sekitar 48 milyar. Pembangunan Skywalk Cihampelas Bandung ini sudah diwacanakan sejak 2014 yang lalu dan seharusnya ditargetkan selesai di tahun 2016 yang lalu, namun dengan terkendala berbagai halangan, salah satu megaproyek pemerintahan kota Bandung ini pun akhirnya rampung dan diresmikan di awal tahun 2017 yang baru lalu. Panjang kawasan Skywalk Cihampelas Bandung nsediri adalah 450 meter, dengan lebar jalan mencapai 9 meter serta tinggi dari permukaan jalan sekitar 4,6 meter, dengan bahan konstruksi rangka dari baja jenis H-Beam dan beton di bagian lantai, dengan alas granit dan kayu.
Setelah sukses dengan berbagai proyek dengan tujuan mengembalikan kota Bandung sebagai ” Kota Kembang ” dan juga ” Paris Van Java “, sebuah kota yang nyaman ditinggali oleh warganya dan nyaman dikunjungi oleh pelancong, walikota bandung Kang Emil sepertinya tidak lelah untuk terus berinovasi. Setelah sukses merevitalisasi sejumlah Taman di Kota Bandung sebagai ruang publik hijau seperti dibangunnya tempat wisata di pinggir sungai Teras Cikapundung, Lapangan Tegalega kemudian Taman Lansia, Taman Jomblo, Taman Film , Peta Park Bandung hingga Alun-Alun Kota Bandung di sekitar Masjid Raya Bandung, maka dilanjutkan inovasi lainnya membangun Teras Cihampelas ini. Skywalk Cihampelas sendiri dibangun dengan tujuan, selain sebagai bagian rencana besar tata kelola ruangan di kota Bandung untuk semakin tertaata dan tertib, juga difungsikan sebagai area jalur pejalan kaki, serta lokasi penertiban sekaligus penampungan sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini menempati sepanjang jalur wisata belanja di jalan Cihampelas. Dengannya maka kehadiran jembatan di atas jalan Cihampelas ini akan mengurangi penumpukan kendaraan di kawasan cihampelas yang selama ini dikenal macet, sehingga pengunjung yang membawa kendaraan bisa memarkirkannya di jalan Tamansari, kemudian berjalan melalui Skywalk ini untuk berwisata di jalan Cihampelas. Sehingga olehnya, para pejalan kaki bisa berjalan dengan aman dan nyaman dan kendaraan pun bisa anda diparkir di tempat yang aman serta kendaraan yang melintas pun bisa melaju tanpa tersendat oleh pejalan yang lalu lalang dan menyeberang serta para pedagang di atas trotoar jalan lagi.
More info: https://yogichandras.github.io
Lapangan Gasibu - Siapa yang tidak tahu Lapangan Gasibu? Sebuah lapangan luas di pusat kota yang selalu ramai oleh warga Bandung. Beberapa tahun ini, Lapangan Gasibu yang dulunya dijadikan tempat berjualan pedagang kaki lima, kini diubah menjadi tempat berolah raga. Deiki,Satu di antara pengunjung mengatakan alasan memilih Lapangan Gasibu untuk berolah raga karena kondisi jogging trek yang sangat memadai. "Jogging trek di sini bagus banget, dan menjadi favorit saya semenjak gasibu dijadikan tempat olah raga," Deiki juga mengatakan fasilitas-fasilitas yang ada di Lapangan Gasibu menjadi alasan lain dirinya berolah raga di Lapangan Gasibu. Berikut lima alasan mengapa Lapangan Gasibu menjadi tempat favorit untuk berolah raga.
Di bagian depan lapangan Gasibu, tepatnya saling berhadapan dengan Gedung sate, terdapat puluhan prasasti yang berisi foto-foto mantan Gubernur Jawa Barat beserta masa jabatannya.
Sementara spot menarik yang kini mulai digandrungi wisatawan adalah spot air mancur. Air mancur ini berada di Lapangan Gasibu dekat tiang bendera ini diklaim sebagai air mancur terbesar dan tercanggih yang ada di Kota Bandung. Air mancur tersebut bisa menari dan semprotan air yang dihasilkan bisa mencapai 2 hingga 6 meter dari 62 lubang.
Uji coba air mancur telah dilakukan bertepatan dengan hari jadi ke-71 Jawa Barat, Jumat 19 Agustus 2016 lalu. Di area air mancur ini pun ada jnama 27 kabupaten/kota di daerah Jawa Barat yang bisa menyala pada malam hari. Air mancur ini berlenggak-lenggok mengikuti alunan musik dengan rentang waktu antara 3- 4 menit. Saat alunan musik pelan, ketinggian air ikut merendah juga sebaliknya. Pesona air mancur itu tambah indah dengan paduan gemerlap cahaya lampu biru, merah, kuning, hijau, dan merah muda.
More info: https://mochamad04.github.io
Bukan hanya sekedar bisa melihat jumlah karya seni hebat dari jarak dekat hasil karya patung dan lukisan seorang maestro Nyoman Nuarta yang memang oleh pengamat seni tidak hanya mengedepankan detil patung, bentuk, estetika, keindahan, ukuran dan hal fisik lainnya.
namun lebih dari itu karya seninya sangat dalam mengandung makna filosofi yang kuat, namun di sini juga anda bisa melakukan banyak hal yang sifatnya edukatif hingga mengadakan acara atau kegiatan seru lainnya. Nuart Sculpture Park Bandung ini berdiri di atas luas lahan 3 hektar, dan kawasannya pun merupakan bentuk sebuah landmark taman. Jika anda berkunjung ke sana, berbagai karya seni patung tidak hanya berada di bagian dalam ruangan ( Nuart Buliding ) namun juga halaman luar ( outdoor ) berupa taman. sementara untuk gedung Gakeri seni Nuart sendiri terdiri dari 2 lantai dengan luas 1000 meter persegi, tempat yang dipergunakan untuk memajang sekaligus memamerkan sejumlah karya patung dan juga lukisan baik karya nyoman nuarta sendiri dan seniman dalam dan luar negeri lainnya.
More info: https://wulancelico.github.io
Museum Geologi Bandung adalah sebuah museum yang sudah menjadi bangunan bersejarah di kota Bandung, sehingga menarik minat banyak wisatawan. Museum yang dilindungi dan dirawat oleh pemerintah ini dibangun pada tanggal 16 Mei 1928 dan sempat direnovasi dengan dana bantuan dari Jepang sehingga saat ini tetap dalam kondiri baik sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi di Bandung. Setelah renovasi, Museum Geologi Bandung dibuka kembali oleh Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000.
Perlu diketahui jika kita ingin berkunjung ke suatu tempat dimanapun baik mengenai lokasi atau pun jam atau tutupnya karena percuma kan, apabila ketika kita disana tapi ternyata tempatnya sudah tutup dan harus menunggu besok untuk berkunjung. Nah saya informasikan kepada para wisatawan mancanegara atau lokal bahwasanya museum ini buka pada jam 08.00 am dan tutup dijam 04.00 pm pada hari senin,selasa,rabu kamis. Dan ingat pada hari jum'at Museum ini libur, jadi jangan lupa ya dari pada buang-buang ongkos \('_')/ kan lumayan buat jajan. Untuk hari sabtu dan minggu anda bisa berkunjung kesini dengan jadwal buka jam 08.00 am sampai jam 02.00 pm saja jadi lebih sebentar dari hari- hari biasanya
More info: https://rendyscarlet123.github.io
Museum Barli diresmikan pada tanggal 26 Oktober 1992 sebagai sarana untuk mengenal salah satu pelukis terkemuka dari Bandung, Barli Sasmitawinata. Di sini kita bisa ngeliat perkembangan gaya seni lukis Barli dari masa ke masa, mulai dari aliran realisme, dari masa awal langkah Barli sebagai pelukis, impresionisme dan ekspresionisme. Namun sayangnya karya-karyanya sebelum tahun empat puluhan tidak bisa kita nikmati karena hilang ketika revolusi.
Lantai dasar gedung dinamakan lantai Agung, diambil dari nama anak beliau, dimanfaatkan untuk tempat pendidikan, les melukis, diskusi, dan pagelaran seni. Lantai satu dinamakan Nakisbandiah, nama istri kedua beliau yang dinikahi pada tahun 1992, dan digunakan untuk ruang pameran. Bagian sayapnya diberi nama Chandra’s Gallery yang dimanfaatkan untuk ruang pameran. Lantai dua diberi nama ruang Atikah, menyimpan koleksi pilihan dan koleksi khusus. Di belakang gedung utama ada juga gedung lain yang juga terdiri dari 3 lantai namun entah digunakan sebagai studio atau gudang, yang pasti tidak terbuka untuk umum.
Balik lagi ke lantai satu, di Chandra’s Gallery disimpan koleksi-koleksi pribadi milik cucu Barli, Pak Adit namanya, yang ternyata hobi mengoleksi mainan jadul nan vintage. Daripada pameran lukisan, saya malah jadinya lebih excited ngeliatin koleksi mainan-mainan ini. Bukan karena lukisannya ga bagus dan ga menarik lho ya, tapi lebih karena saya lebih bisa mengaitkan diri dengan mainan-mainan yang di antaranya saya pernah punya atau malah sekadar pengen punya tapi ga kesampean karena karena harganya yang mahal.
More info: https://cheztamustofa1.github.io
Kebanyakan orang mengetahui monumen ini sebatas permukaan luarnya saja, termasuk warga Bandung sendiri ada yang tidak tahu ketika ditanya apa saja fasilitas yang ada di monumen tersebut. Tepat dibawah Monumen Perjuangan terdapat fasilitas yang bisa diakses oleh pengunjung secara gratis. Apa saja fasilitas itu ? Jawabannya adalah Museum.
Museum yang berlokasi dibawah Monumen ini dibagi menjadi 3 ruangan khusus yaitu, Ruang Diorama, Ruang Foto Dokumenter, dan Ruang Pameran Benda Bersejarah. Ruang Diorama ini menggambarkan cerita tentang yang terjadi selama masa perjuangan pada masa penjajahan dan masa mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Contohnya adalah gambaran tentang perjuangan Raden Dewi Sartika dalam mendidik perempuan-perempuan di wilayah Bandung. Kemudian Ruang Foto Dokumenter. Ruangan ini berbentuk auditorium yang menampilkan foto-foto Bandung dan sekitarnya pada masa penjajahan dan masa mempertahankan kemerdekaan. Yang terakhir adalah Ruang Pameran Benda Bersejarah. Ruang ini menampilkan benda-benda bersejarah seperti, senjata, seragam tentara masa Hindia Belanda lengkap dengan atributnya, dan lain-lain.
Itulah gambaran mengenai Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat dan Ruang Bawah Tanahnya. Untuk lebih jelas, sebaiknya Anda bergegas untuk pergi ke lokasinya. Monumen dibuka untuk umum dengan jadwal kerja dari Senin – Jum’at. Jangan lupa bawa kamera agar Anda tidak kehilangan momen penting di Monumen. Selamat Mencoba.
More info: https://talentbandung.github.io/monumenjabar
Museum Negeri Sri Baduga yang terletak di ruas Jalan B.K.R. 185 Tegallega dan berhadapan dengan Monumen Bandung Lautan Api, dirintis sejak tahun 1974 dengan memanfaatkan lahan dan bangunan bekas kewedanaan Tegallega. Bangunan Museum berbentuk bangunan suhunan panjang dan rumah panggung khas Jawa Barat yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern.
Selanjutnya penyajian koleksi ditata sedemikian rupa dan diupayakan agar pengunjung dapat memperoleh gambaran tentang perjalanan sejarah alam dan budaya Jawa barat, corak dan ragamnya, serta fase-fase perkembangan serta perubahannya. Pengelompokannya dibagi menjadi; lantai satu merupakan tampilan perkembangan awal dari sejarah alam dan budaya Jawa Barat.
Untuk lebih meningkatkan daya apresiasi masyarakat terhadap museum, berbagai kegiatan telah dijalankan, baik yang bersifat kegiatan mandiri ataupun kerjasama kegiatan yang bersifat lintas sektoral dengan berbagai instansi pemerintah, swasta, maupun lembaga asing diantaranya berupa penyelenggaraan pameran temporer, pameran keliling, pameran bersama dengan museum dari berbagai propinsi.
Selanjutnya di lantai kedua meliputi materi pameran budaya tradisional berupa pola kehidupan masyarakat, mata pencaharian hidup, perdagangan, dan transportasi; pengaruh budaya Islam dan Eropa, sejarah perjuangan bangsa,dan lambang-lambang daerah kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Adapun lantai tiga, memamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, kesenian, dan keramik asing
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat (DISPUSIPDA) terbentuk dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 06 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat. Sebelumnya, DISPUSIPDA berbentuk Badan dengan nama Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat (BAPUSIPDA). BAPUSIPDA dipimpin oleh Hj. Tati Iriani, S.H, M.M.
Pada tahun 2016, tepatnya pada tanggal 11 Januari 2016, Hj. Tati Iriani, S.H, M.M digantikan oleh ibu Dr. Hj. Nenny Kencanawati, M. Si sebagai Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan dilantik oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan di Aula Timur Gedung Sate, Bandung. Dr. Hj. Nenny Kencanawati, M. Si diangkat dalam jabatan Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 821.2/kep.50-BKD/2016 tanggal 8 Januari 2016 dan dilantik pada tanggal 11 Januari 2016.
Pada 22 Februari 2017, Ibu Hj. Tati Iriani, S.H., M.M. dilantik kembali menggantikan Ibu Dr. Hj. Nenny Kencanawati, M. Si sebagai Kepala DispusipdaProvinsi Jawa Barat, karena bu Dr. Hj. Nenny Kencanawati, M. Si sudah memasuki masa purnabhakti pada tanggal 01 Februari 2017.
More info: https://rijalazani.github.io
Amazing Art World adalah Museum 3D yang didirikan oleh perusahaan Korea yang berdiri sejak tahun 1999, dan perusahaan ini memfokuskan pada konten yang berhubungan dengan kesenian. Perusahaan Korea ini menjadi pusat perusahaan desain yang memanfaatkan fenomena “Korean Wave” sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan dan kesenian Korea pada dunia. Museum 3D Art di Bandung ini merupakan museum 3D Art terbesar di dunia dengan kualitas lukisan terbaik (high level content). Museum ini merupakan museum seni yang desain dan kontennya dipersiapkan dalam jangka waktu satu tahun, dan peng-aplikasi-annya dilakukan oleh 20 orang pelukis terkenal dan profesional di Korea yang sudah membuat dan melukis lebih dari 500 buah karya. Dengan luas ± 2 ha menampilkan 6 Galery, 13 Zona dan 150 Photo Spot. Para Pengunjung tidak hanya akan menikmati lukisan 3 Dimensi yang di lukis di dinding tetapi juga lantai museum di lukis sesuai dengan tema di masing-masing zona.
Sahabat traveler’s, perlu anda ketahui tempat wisata berfoto seperti Amazing Art World Bandung ternyata sudah hadir juga di beberapa kota besar di indonesia Kehadiran Objek wisata Amazing Art World di kota Bandung ini adalah ternyata juga sebagai upaya sang empunya mempopulerkan konsep wisata berfoto ini di indonesia, dimana wisata sejenis ini telah dulu sangat populer di negeri China, Korea serta Filipina.
More info: https://andreanperdiansyah.github.io
Rosid berasal dari Parigi, Ciamis. Lahir pada 1969, ia adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Ayahnya, Dapin, wafat dalam usia sekitar 94 tahun. Ibunya, Supiyem, wafat dalam usia sekitar 86 tahun.
Dia adalah Pelukis yang tinggal di Bandung Jawa Barat-Indonesia. karya seninya dikenal dalam ukuran besar frame dan fokus 'still life'. ia meletakkan benda-benda itu dalam karya seninya di sudut yang sangat ekstream Tutup up. Seperti foto yang begitu naratif dan bermakna dan menggabungkan tekniknya untuk menggambar.
More info: https://bolang5655.github.io
Museum KAA, di mana sejarah Asia-Afrika dikibarkan, di mana Kemitraan Asia Afrika didirikan untuk masa depan yang lebih baik. Bertempat di Bandung, Museum KAA memiliki sejarah sebagai tempat Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Museum Konperensi Asia Afrika adalah salah satu museum yang berada di Bandung, yang terletak di Jalan Asia Afrika No. 65. Museum ini merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika. Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat pertemuan utama, sementara di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai memorabilia Konferensi Asia Afrika. Latar belakang perkembangan museum ini adalah keinginan para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan daerah sekitarnya dimana Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M memiliki ide untuk membangun museum. Gagasan tersebut dipresentasikan di forum panitia peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum tersebut diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
More info: https://erickurniawan.github.io
Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda dan khususnya angklung. Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. Berlokasi di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat Indonesia.
Dengan suasana udara yang segar khas kota parahyangan, Menjadikan SAU sebagai tempat yang tepat untuk menikmati seni tradisional dari bambu, mulai dari saung - saung dan interior yang terbuat dari bambu serta alunan nada dari alat musik bambu. Sehingga menjadikan alam dan budaya menjadi sebuah elemen yang mahal untuk didapat. Hal ini menjadikan SAU sebagai tempat wisata budaya yang lengkap untuk disajikan kepada para wisatawan yang ingin menikmati kebudayaan sunda sebagai warisan budaya dunia.
Disamping pertunjukan rutin setiap sore, Saung Angklung Udjo telah berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi atau siang hari. Pertunjukkan tersebut tidak terbatas diadakan di lokasi Saung Angklung Udjo saja, tetapi berbagai undangan tampil di berbagai tempat baik di dalam maupun di luar negeri, pada bulan Agustus tahun 2000 di Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung, Saung Angklung Udjo mengadakan konser kolaborasi dengan penyanyi cilik yang dijuluki Shirley Temple-nya Indonesia, yaitu Sherina.
More info: https://degtra.github.io
Bangsa Tionghoa pertama kali datang ke Indonesia melalui ekspedisi Laksamana Haji Muhammad Cheng Hoo (1405-1433). Ketika itu, Cheng Hoo berkeliling dunia untuk membuka jalur sutra dan keramik. Cheng Hoo pun pernah menginjakkan kaki di pulau Jawa. Sejak ekspedisi itu, berangsur-angsur bangsa Tionghoa berdatangan dan membangun pecinan di beberapa daerah di pulau Jawa. Kuncen Bandung, Haryoto Kunto dalam Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (Granesia, 1984), menuturkan bahwa sebagian warga Tionghoa di Pulau Jawa pindah ke Bandung ketika terjadi perang Diponegoro (1825). Setiba di Bandung, sebagian besar tinggal di kampung Suniaraja dan sekitar Jalan Pecinan lama. Mereka menetap dan mencari nafkah disana. Pada tahun 1885 mereka mulai menyebar ke Jln. Kelenteng. Pecinan di Jln. Kelenteng di tandai dengan pembangunan Vihara Satya Budhi. Menurut keterangan pengurus Vihara Satya Budhi, pecinan di Bandung seperti rumah-rumah toko pada umumnya, tak ada asesoris khusus seperti pecinan di daerah lain di Indonesia. Warganya pun beragam, tak hanya keturunan Tionghoa. Pecinan berkembang pesat disekitar Pasar Baru sejak 1905. Umumnya warga Tionghoa menjadi pedagang.
Tan Sioe How yang mendirikan kios jamu ”Babah Kuya” di Jln. Belakang Pasar, tahun 1910 merupakan salah satu perintis toko di kawasan itu. Budayawan Tionghoa, Drs. Soeria Disastra, mengatakan bahwa pecinan memang ada, tapi tidak ada batasan. Maksudnya, hubungan warga Tionghoa dan Pribumi sekitar abad ke-19 dekat sekali. Akan tetapi, Belanda tidak senang melihat kedekatan itu. Belanda pun memisahkan Tionghoa dan Pribumi dari segi ekonomi. Warga Tionghoa dijadikan perantara perekonomian bangsa Eropa dan pribumi. Menjual rempah-rempah dari pribumi ke Belanda untuk di ekspor. Lama kelamaan kedekatan itu pun memudar. Selain di Pasar Baru, kawasan pecinan juga tumbuh di Suniaraja dan Citepus tahun 1914. Setiap pecinan dipimpin oleh Wijkmeester. Wijkmeester untuk daerah Suniaraja adalah Thung Pek Koey, sedangkan untuk daerah citepus Tan Nyim Coy. Wijkmeester di pimpin oleh seorang Luitennant der Chineeschen. Di Bandung, Luitennant-nya adalah Tan Djoen Liong (H. Buning, ”Maleische Almanak”, 1914). Para pemimpin Tionghoa itu diabadikan di beberapa tempat misalnya di sekitar jalan Chinees-Wijk Citepus, ada pula Gang Goan Ann di Andir dan Jap Lun. Sie Tjoe Liong menjelaskan, ketika peristiwa Bandung Lautan Api (1946). Kios-kios di Pasar Baru dibakar tentara Belanda. Wilayah Bandung terpisah menjadi bagian utara dan selatan. Kedua wilayah dibatasi rel kereta api yang membujur dari Cimahi hingga Kiara Condong. Wilayah utara dikuasai Belanda, sedangkan selatan oleh pribumi dan warga asing. Akibat peristiwa itu, warga Tionghoa mengungsi ke kawasan Tegalega, Kosambi, Sudirman, dan Cimindi. Dengan demikian, dari Pasar Baru, kawasan pecinan meluas ke daerah-daerah tersebut. Warga Tionghoa dan pribumi pun bersatu kembali. Belanda menyebut kawasan ini “Groote Post Weg”.
>More info: https://talentbandung.github.io/chinatown
Jalan Braga identik dengan kawasan wisata di Kota Bandung. Jalan yang juga sering disebut kawasan kota tua Bandung ini memiliki banyak sekali tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan.
Jika mendengar Jalan Braga, tentu yang terlintas dibenak setiap wisatawan adalah gedung-gedung tua. Beragam bangunan dengan arsitektur jaman dulu terdapat dikawasan ini. Tidak hanya itu, beragam tempat kuliner pun ada disini yang tentu saja sayang untuk dilewatkan.
Seperti yang sudah banyak diketahui, Jalan Braga merupakan salah satu nama jalan di Bandung yang banyak dikunjungi wisatawan. Banyak orang beranggapan, tak lengkap rasanya berwisata ke Bandung jika tidak berkunjung ke Jalan Braga ini.
Belum jelas bagaimana asal usul jalan ini dinamakan Braga. Yang jelas, sejak dahulu sekitar tahun 1920 hingga 1940 jalan ini dikenal sebagai pusat bisnis Kota Bandung. Dahulunya, Jalan Braga ini memang menjadi kawasan emas di Bandung. Banyak wisatawan lokal maupun asing datang kesini. Berbagai tempat, seperti toko mesin, butik yang menjual pakaian dari pusat fashion dunia yaitu Paris, hingga bar-bar atau club malam.
Hingga saat ini, Jalan Braga masih memegang masa keemasannya. Banyaknya bangunan tua dengan arsitektur kuno menjadi daya tarik di Jalan Braga ini. Di sepanjang jalan terdapat bangunan-bangunan kuno yang masih dijaga struktur dan kelestariannya.
>More info: https://ibnutriyuono.github.io
Jalan Asia Afrika sudah terkenal di seantero dunia. Maklum jalan ini merupakan tempat berdirinya Gedung Merdeka yang sarat menyimpan sejarah negara-negara Asia Afrika. Di gedung inilah konferesi Asia Afrika berlangsung pada 18 April-24 April 1955 yang menggugah para pemimpin kawasan ini dengan menelorkan Dasasila Bandung.
>More info: https://ahmadyusup.github.io